Home / Program Kemanusiaan / Empati Marlina Muzakir Manaf untuk Syahril

Empati Marlina Muzakir Manaf untuk Syahril

1Belasan tahun dirinya terkapar sejak kecelakaan itu menimpanya. Pernah dirujuk ke rumah sakit untuk operasi pada tahun 2009, namun jadwal tersebut digeser tanpa ada alasan yang jelas.

==========================

JARUM jam menunjukkan pukul 11.46 Wib, Selasa 29 Januari 2013. Namun suasana di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA) Kota Banda Aceh terasa agak lengang. Hal ini karena rujukan pasien Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) masih belum membludak seperti biasanya.

Dari arah pintu masuk, satu unit mobil merek Innova melaju dengan kecepatan lambat. Roda empat itu menuju pintu masuk ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU).

Suasana menjadi spesial ketika pintu mobil dibuka. Dari dalam mobil keluar seorang wanita yang ternyata adalah Marlina binti Usman, atau akrap disapa Kak Na. Wanita berkulit kuning langsat itu adalah isteri dari Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf.

Kak Na siang itu sengaja datang ke RSUDZA. Lima hari sebelumnya, dia juga berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh.

Ke RSUDZA, Kak Na tidak datang sendiri. Sebagai Pembina Yayasan Permata Atjeh Peduli, Kak Na didampingi Chaidir selaku Ketua Yayasan dan dr. M. Arief El-Habibie, Ketua Divisi Kesehatan yayasan tersebut.

Begitu turun dari mobil, Kak Na disambut oleh Kabag Humas Pemerintah Aceh, Usamah El-Madny. Sosok itu sudah sejak awal telah menunggu kedatangan istri wakil gubernur itu. Bersama Usamah, terlihat ikut menyambut Kabag TU RSUDZA Taufik Fauzi, Kepala Bidang Pelayanan dr. Ifo, dan Kasubbag Humas Husaini.

“Pak Direktur sedang rapat di Dinas Kesehatan,” kata Fauzi kepada Kak Na, terkait ketidakhadiran Direktur RSUDZA, Dr. Syahroel, menyambut kedatangan Kak Na.

2

Kak Na kelihatan tidak terlalu peduli dengan laporan Fauzi. Pasalnya, kedatangannya ke rumah sakit plat merah itu bukan untuk mencari perhatian, tetapi lebih kepada ikhtiar tulus membantu dan berbagi empati kepada berbagai pihak yang membutuhkan bantuannya melalui Yayasan Permata Atjeh Peduli yang didirikannya tahun 2006 yang lalu di Lhokseumawe.

Sejenak kemudian dengan langkah pasti, Kak Na menuju lantai II RSUDZA. Kak Na merapat ke kamar Jeumpa 1. Dia secara khusus hendak menjumpai dan melihat, perkembangan kesehatan Syahril Isa, pasien yang beberapa waktu lalu atas fasilitasi Yayasan Permata Atjeh Peduli dirujuk ke rumah sakit ini.

Di atas ranjang rumah sakit terlihat Syahril tidur terlentang. Kak Na berdiri di sisi kepalanya dan menayakan perkembangan kesehatan mantan pegawai honorer kantor Camat Seunudon, Aceh Utara itu. “Alhamdulillah, kondisi badan lon ka leubeh mangat,” kata Syahril sambil berbaring kepada Kak Na. Terlihat ekspresi Syahril sumringah mendapatkan kunjungan dari isteri Wakil Gubernur Aceh itu.

Di sela-sela perbincangannya dengan Syahril, Kak Na memberi motivasi kepada Syaril, bahwa dengan izin Allah dan perawatan yang dilakukan Syahril akan kembali pulih.

Kak Na melalui Chaidir, Ketua Yayasan Permata Atjeh Peduli juga meminta agar tim dokter yang merawat Syahrir memberikan perhatian penuh agar kesehatan Syahril kembali sehat. Syahril Isa adalah pasien patah tulang. “Saya kecelakaan lalu lintas enam belas tahun yang lalu,” cerita Syahril.

Kala itu, dia pegawai honorer di Kantor Camat Seunudon. Ia masih ingat, hari itu adalah hari pencoblosan Pemilu tahun 1997. Musibah menimpanya ketika sepeda motor yang dikendarainya bertabrakan dengan sebuah mobil. Setelah musibah tersebut Syahril menderita lumpuh. Karena berbagai keterbatasan dia tidak mendapatkan perawatan medis. Pernah pada 2009 yang bersangkutan dijadwalkan operasi, namun kemudian jadwal itu bergeser yang alasannya sampai hari ini tidak diketahui Syahril.

Sinar harapan menerangi Syahril pada 2012. Di akhir tahun itu Kak Na di bawah payung Yayasan Permata Atjeh Peduli mengunjungi dan menggelar bakti sosial di Kecamatan Seunudon.

Dalam kunjungannya tersebut, Kak Na dilaporkan masyarakat bahwa ada seorang yang telah lama menderita karena kecelakaan dan membutuhkan pertolongan operasi.

Mendengar laporan masyarakat, seketika Kak Na meminta staf Yayasan Permata Atjeh Peduli memfasilitasi perawatan Syahril. Dan Syahril pun akhirnya dirujuk ke RSUDZA. Kini Syahril dalam proses penyembuhan. Seperti halnya Kak Na, Syahril dan tentu keluarga besarnya juga sangat mengharapkan Syahril segera segar bugar.

Akhir-akhir ini Kak Na melalui Yayasan Permata Atjeh Peduli sangat gencar berikhtiar membantu golongan lemah. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki Yayasan Permata Atjeh Peduli, menurut Chaidir, Ketua Yayasan Permata Atjeh Peduli telah membantu delapan orang mayarakarakat yang bermasalah di bidang kesehatan.

“Dua orang pasien gangguan jiwa, enam orang lainnya menderita penyakit kronis,” kata Chaidir menjelaskan jumlah masyarakat yang menderita sakit yang telah ditangani Yayasan Permata Atjeh Peduli. dikutip atjehpost.com

Check Also

Buku YPAP

Satu Dasa Warsa YPAP Mengabdi untuk Aceh : Bekerja dan Merajut asa bersama mereka yang terpinggirkan

Satu Dasa Warsa YPAP Mengabdi untuk Aceh : Bekerja dan Merajut asa bersama mereka yang …